IMK: Lingkungan Fisik dan Ergonomik
Setiap manusia pasti mrnginginkan
kenyamanan dimanapun dan kapanpun terutama ketika bekerja. Maka, pada artikel
ini kita akan membahas tentang lingkungan fisik dan ergonomik.
Sebelumnya, apa itu ergonomi?
Ditilik dari asal katanya, ergonomic berasal dari bahasa Yunani
‘ergos’ dan ‘nomos’. ‘Ergos’ berarti kerja, sedangkan ‘nomos’ adalah aturan.
Dengan demikian, istilah yang satu ini berbicara tentang ‘aturan kerja’.
Atau lebih jelasnya, ergonomi merupakan
ilmu yang membicarakan desain untuk manusia. Secara sederhana, istilah ini
dapat diartikan sebagai sebuah upaya menyesuaikan lingkungan kerja dengan
kebutuhan pengguna atau manusianya dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan
mengurangi rasa tidak nyaman saat bekerja.
Ergonomi/kenyamanan kerja mempunyai
pengaruh yang nyata dalam hal peningkatan maupun penurunan efisiensi dan
efektivitas kerja. Karena lingkungan kerja cukup bervariatif dan tikdak selalu
terpaku pada suatu tempat memungkinkan pekerja untuk mendapatkan kenyamanan
kerja.
Ergonomic design yang baik meniadakan keterbatasan antara pekerjaan dan
pekerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Meskipun ergonomi
kerja sering kali merujuk kepada aspek fisik, ada cakupan yang lain yaitu
kognitif dan organisasi yang jika dijabarkan adalah sebagai berikut:
1)
Physical ergonomic
Physical ergonomic berkaitan
dengan karakteristik anatomi, antropometri, fisiologi, dan biomekanik manusia
yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
Biasanya,
aspek ini paling banyak diperhatikan di lingkungan kerja. Ergonomi kerja memang
berupaya menyesuaikan kondisi lingkungan kerja dan tuntutan pekerjaan dengan
kemampuan pekerja.
Area fokus
physical
ergonomics
termasuk konsekuensi dari gerakan repetitif, keamanan di tempat kerja,
kenyamanan dalam penggunaan perangkat portabel, desain keyboard, postur saat bekerja,
serta situasi lingkungan kerja secara keseluruhan.
Jadi, prosesnya
melibatkan pengamatan terhadap pekerja dan pekerjaan itu sendiri, Kemudian,
lingkungan kerja didesain supaya optimal dari sisi keamanan, kesehatan,
kenyamanan, serta performa kerja.
2)
Cognitive ergonomic
Cognitive ergonomic
terutama lebih dikaitkan dengan fungsi otak, yaitu analisis kesalahan,
interaksi manusia dengan mesin, beban kerja secara mental, pengambilan
keputusan, tekanan di tempat kerja, serta training karena berhubungan dengan
desain system manusia.
3)
Organizational
ergonomic
Ofrganizational ergonomic fokus
kepada sistem sociotechnical,
mencakup
struktur organisasi, kebijakan, serta proses. Beberapa topik yang relevan,
seperti komunikasi, desain jam kerja, kerja sama tim, manajemen sumber daya,
dan manajemen kualitas.
Aspek ini
kadang disebut juga sebagai macroergonomics. Jika diamati, macroergonomic merupakan wawasan tentang bagaimana mendesain
keseluruhan sistem kerja supaya terbangun iklim kerja yang efektif dan optimal.
Prinsip ergonomi:
1.
Menjaga postur
tubuh tetap netral
Postur
netral merupakan kondisi di mana badan selaras dan seimbang, baik saat duduk
maupun berdiri, meminimalisasi tekanan pada badan dan memastikan sendi selalu
selaras.
Dengan
begitu, tekanan pada otot, saraf, serta tulang pun sangat minim sehingga orang
yang bersangkutan dapat memiliki kontrol dan memproduksi kekuatan secara
maksimal.
Dalam
rangka memastikan bekerja dengan postur netral, kamu juga perlu memastikan segala
sesuatu berada dalam jangkauan. Jadi, kamu dapat menghindari tarikan yang tidak
perlu pada otot ketika berupaya menjangkau sesuatu.
2.
Mengurangi
kekuatan yang berlebihan
Mengeluarkan
kekuatan berlebihan merupakan salah satu faktor risiko dalam ergonomi.
Sayangnya, kadang cukup banyak pekerjaan yang membutuhkan kekuatan besar
sehingga usaha otot meningkat dan dapat meningkatkan kelelahan serta risiko
cedera otot atau tulang.
Memang ada
banyak keadaan yang memerlukan kekuatan besar. Namun, ide dari prinsip ergonomi
diharapkan pekerja menyadari hal tersebut dan berupaya menurunkan kekuatan yang
dibutuhkan, misalnya dengan memanfaatkan alat bantu.
3.
Hindari Gerakan
berlebihan
Gerakan
repetitif sudah pasti menjadi salah satu faktor risiko utama dalam ergonomi.
Cukup banyak pekerjaan yang gerakannya memang berulang serta berada dikontrol
oleh target produksi per jam atau per hari.
Ketika
gerakan repetitif tinggi dikombinasikan dengan kekuatan berlebihan dan postur
yang tidak netral, maka ada potensi besar sekali untuk terjadinya musculoskeletal injury.
Karena
itu, bila memungkinkan gerakan berlebihan perlu dikurangi. Sebagai catatan,
suatu gerakan masuk ke dalam kategori repetisi tinggi bila berulang dalam
rentang 30 detik.
Apabila
gerakan tersebut tidak dapat dikurangi, perlu dipastikan tidak ada kekuatan
berlebihan ataupun postur tidak netral selama mengerjakannya. Cara lainnya
untuk menekan potensi cedera, menerapkan rotasi dan memberikan stretch break bagi pekerja.
4.
Memberi ruangan
untuk peregangan
Peregangan
atau stretching bisa mengurangi kelelahan,
meningkatkan keseimbangan otot dan postur, serta memperbaiki koordinasi otot.
Suka atau tidak, setiap orang adalah atlet dalam kesehariannya.
Jadi,
masing-masing dari kamu perlu melakukan pemanasan setiap akan bekerja untuk
meningkatkan performa dan menekan risiko cedera. Meskipun kurang populer, peregangan
merupakan salah satu cara terbaik untuk mengaktifkan badan sebelum bekerja.
Selain
itu, penting sekali untuk beristirahat dan melakukan peregangan di sela-sela
pekerjaan. Cara ini akan melancarkan peredaran darah dan mengembalikan energi.
Aspek-aspek ergonomi:
1. Stasiun kerja
Aspek-aspek
dasar yang berhubungan dengan fungsi penggunaan stasiun kerja:
·
Lingkungan
kerja
·
Durasi kerja
·
Tipe pekerjaan
·
Beban pesikologi
Aspek-aspek
dasar merupakan acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aspek Kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan stasiun kerja.
·
Beban visual
Berkaitan dengan
iritasi mata, pandangan yang mengabur, dan munculnya rasa pening di kepala.
·
Beban otot
Berkaitan dengan
kelelahan oto, ketegangan otot, dan rasa sakit pada beberapa bagian persendian
seperti siku, jari tangan dan leher.
·
Beban postur
tubuh
Berhubungan
erat dengan berbagai otot yang digunakan tubuh untuk tetap mempertahankan
posisi tegak selama duduk di kursi, seperti otot punggung dan pinggang, lutut
dan tumit.
·
Beban tekanan
mental
Berkaitan dengan
rasa cemas, rasa tertekan atau depresi, reaksi-reaksi seperti perasaan bosan
atau tidak puas.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan stasiun kerja:
·
Apakah
pekerja memiliki posisi duduk yang nyaman dan cukup fleksibel untuk meraih,
menggunakan dan mengamati layar komputer, keyboard dan dokumen?
·
Apakah
tersedia penyangga atau sandaran bagi punggung, lengan, siku, dan kaki sebaik
layar komputer dan keyboard yang dapat disesuaikan?
·
Apakah
meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk memungkinkan pekerja
mengatur layar dan keyboard?
2. Lingkungan
fisik kerja
Lingkungan
fisik kerja berkaitan dengan:
·
Pencahayaan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengendalian terhadap cahaya
Ø Perancangan lighting fixtures (arah pencahayaan
dan kuat cahaya yang dihasilkan)
Ø Penutup jendela
Ø Penempatan lighting fixtures dan jendela relative
terhadap stasiun kerja
Ø Faktor refleksitas dari bahan yang ada
pada ruangan dimana stasiun kerja ditempatkan
Tujuan perancangan
pencahayaan tempat layar tampilan ditempatkan:
Ø Menghindarkan pengguna dari cahaya terang
langsung atau pantulannya
Ø Memperoleh keseimbangan antara kecerahan
(brightness) layar tampilan dan kecerahan yang ada di depan pengguna
Ø Menghindari cahaya langsung atau cahaya
pantulan yang langsung mengenai layar tampilan
Ø Memberikan keyakinan bahwa ada
pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan:
Ø Tempatkan peralatan atau sumber cahaya
sedemikian rupa sehingga kilau atau pantulan cahaya pada layar tampilan dapat
diminimalkan
Ø Gunakan penutup jendela yang mampu
mengendalikan banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan
Ø Tempatkan layar tampilan sedemikian rupa
sehingga kilauan yang disebabkan karena sumber cahaya di atas kepala dapat
dihindarkan
Ø Hindarkan menggunakan sumber cahaya yang
sangat terang
Ø Gunakan cahaya tak langsung untuk
menghindari adanya bintik cerah pada layar tampilan
·
Suhu dan
kualitas udara
Penggunaan
stasiun kerja yang berupa sistem komputer dapat menimbulkan panas tambahan yang
dibangkitkan oleh komputer yang menyala dalam waktu yang lama dan juga dapat
menimbulkan adanya derau.
Permasalahan
suhu dan kualitas udara pada ruangan stasiun kerja dapat diatasi dengan
menggunakan pengontrol suhu udara dimana penggunanya harus memperhatikan
beberapa hal, diantaranya:
Ø Banyaknya panas yang disebarkan oleh
stasiun kerja
Ø Tipe dan kualitas penyaring udara
Ø Penempatan penyaring udara pada ruangan
·
Suara
Suara dapat
menjadi suatu gangguan bagi konsentrasi karena terjadinya perubahan keras dan
tinggi rendahnya suara yang frekuensinya sangat sering.
Gangguan suara
dapat diatasi dengan beberapa cara, diantaranya:
Ø Menggunakan penutup telinga
Ø Perancangan akustik yang dilakukan dengan
menimbulkan suatu suara untuk mengendalikan adanya gangguan suara (masking) dan
dilakukan dengan menyebarkan derau suara bidang lebar aras rendah.
3. Tipe dan
kebiasaan kerja
Tipe pekerjaan:
·
Pemasukan data
Pekerjaan
yang berorientasi pada hard copy, sehingga operator akan jauh lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk melakukan pengetikan dibanding dengan melihat ke
layar tampilan.
Aspek
kesehatan yang bisa muncul:
Ø Beban visual yang muncul berkaitan dengan
dokumen yang disalin karena pekerja harus melihat ke tulisan pada dokumen yang
kualitas tulisannya bervariasi
Ø Beban otot yang muncul berkaitan dengan
proses pemasukan data yang memberi beban yang sangat besar pada tangan,
pergelangan tangan, jari, dan lengan
Ø Beban postur tubuh yang muncul berkaitan
dengan dengan proses pemasukan data yang memberi beban yang sangat besar pada
punggung dan bahu serta memerlukan pergerakan tubuh khususnya bagian leher dan kepala.
·
Akuisisi data
Ø Pekerjaan yang lebih banyak membuat
pekerjamenghabiskan waktunya untuk menatap layartampilan
Ø Aspek kesehatan yang sering muncul adalah
beban visual,sedangkan beban otot sulit untuk dibuat spesifikasinya karena
jenis pekerjaannya berbeda-beda
·
Pekerjaan interaktif
Ø Pekerjaan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ragam interaktif dari layar tampilan yang meliputi pekerjaan
pemrograman, perancangan (CAD/CAM),maupun pekerjaan pada bidangreservasi
Ø Aspek kesehatan yang muncul bervariatif
dari beban visual karena banyak berinteraksi dengan layar tampilan, dan beban
otot karena harus mengolah informasi dengan kecepatantinggi
·
Pekerjaan pengolah
kata
Ø Pekerjaan yang berkaitan dengan proses
pengetikan ataupun penyuntingan (editing) naskah
Ø Aspek kesehatan yang muncul adalah beban
otot dan postur bagi pekerja yang bertugas untuk mengetik dan beban visual bagi
pekerja yang bertugas sebagai editor.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan demi kenyamanan bekerja:
-
Suasana/keadaan
kerja sebaiknya sesantai mungkin dan dalam posisi yang benar
-
Posisi
duduk sebaiknya diubah untuk mengurangi kelelahan otot
-
Ketegangan
otot sebaiknya dikurangi/dikendorkan dengan berdiri atau beristirahat maupun
berolahraga
-
Pekerjaan
mengetik sebaiknya tidak dilakukan dalamjangka waktu yang lama untuk mengurangi
tekanan fisik yang berat
-
Istirahat
secara periodik dan membagi waktu dengan baik pada saat bekerja
4. Ergonomi antarmuka
Aspek-aspek
yang perlu diperhatikan:
·
Consistency
Ø Aspek-aspek tertentu pada semua screen
dalam UI sebaiknya konsisten
Ø Terminologi antar screen sebaiknya
konsisten
Ø Penggunaan icon antar screen sebaiknya
konsisten
Ø Penggunaan warna antar screen sebaiknya
konsisten
·
Simplicity
Ø Pecah tugas yang kompleks ke yang lebih
sederhana
Ø Pecahkan urutan langkah yang panjang ke
langkah yang terpisah
Ø Jaga agar tugas terlihat mudah dengan icons,
dll.
Ø Gunakan icons yang familiar dengan
pengguna
·
Human memory
limitations
Ø Organisasikan informasi ke dalam sejumlah
potongan yang lebih kecil
Ø Cobalah untuk membuat langkah linier yang
lebih pendek
Ø Jangan menampilkan informasi penting ke
screen dalam periode waktu tertentu
Ø Organisasikan masukan pengguna (auto
format untuk no.telepon)
Ø Sediakan navigasi yang dapat menunjukkan
posisi pengguna
Ø Sediakan reminder atau peringatan
Ø Sediakan umpan balik mengenai apa yang
sedang dan akan terjadi
Ø Minimalkan beban memori dengan membatasi
panjang urutan atau jumlah informasi
·
Cognitive directness
Ø Minimalkan model informasi (e.g. using
'control+shift+esc+8' to indent a paragraph)
Ø Gunakan icons atau huruf yang berarti
Ø Gunakan isyarat/petunjuk visual yang tepat
Ø Gunakan metafor dunia nyata (visualisasi
folder)
·
Feedback
Ø Sediakan umpan balik yang informatif pada
titik yang tepat
Ø Sediakan artikulasi umpan balik yang
tepat (e.g. system beeps, mouse click, key clicks etc.)
Ø Sediakan semantik umpan balik yang tepat
(e.g. highlighting an item being chosen from a list)
Ø Sediakan indikator status yang
menunjukkan panjang/lamanya suatu operasi (e.g. the copy bar when copying
files, an hourglass icon when a process is being executed etc.)
·
System messages
Ø Sediakan pesan yang kata-katanya
berorientasi pada pengguna (e.g. "there was a problem in copying the file
toyour disk" rather than "execution error 159")
Ø Hindari pesan yang sifatnya ambigu (e.g.
hit 'any' key to continue - there is no 'any' key and there's no need to hita
key, reword to say 'press the return key to continue)
Ø Hindari penggunaan pesan yang seperti
alarm (e.g. fatal error, run aborted, kill job, catastrophic error)
Ø Gunakan kata yang spesifik atau
konstruktif dalam pesan kesalahan (e.g. avoid general messages such as 'invalid
entry' and use specifics such as 'please enter your name')
·
Anthopomorium
Ø Jangan anthropomorphis (i.e. don't
attribute human characteristics to objects)
Ø Metaphors used in describing computer
systems can influenceusers' reactions.
Ø Emphasize user's role, especially in
introductorysections
Ø Choice of verbs when referring to
computerimportant
o Avoid verbs such as know, think,
understand, and havememory
o Use verbs such as process, print,
compute, sort, store, search,retrieve
·
Modality
Ø Gunakan status UI dengan hati-hati (e.g.
changing the shape of the cursor can indicate whether the useris in an editing
mode or a browsing mode)
Ø Minimalkan status UI yang bersifat
preemptif - harus selesai sebelum bisa mengerjakan hal lainnya (e.g. file save
dialog boxes)
Ø Buatlah pengguna bisa membalik aksi yang
dilakukan (undo)
Ø Ijinkan pengguna melakukan escape dari
operasi ygdilakukan
·
Attention
Ø Gunakan cara menarik perhatian dengan
hati-hati (e.g. avoid overusing 'blinks' on web pages, flashing messages, 'you
have mail', bold colorsetc.)
Ø Jangan gunakan lebih dari 4 jenis huruf
yang berbeda dalam satu screen
Ø Jangan gunakan huruf dengan format upper case
seluruhnya
Ø Jangan terlalu banyak menggunakan audio
atau video
Ø Gunakan warna dengan tepat (e.g. don't
have an OK button colored red! use green for OK, yellow for 'caution, and red
for 'danger' or 'stop')
Ø Jangan gunakan lebih dari 4 warna dalam
satu screen
Ø Gunakan warna dengan konsisten
·
Display issues
Ø Organisasikan kompleksitas screen
Ø Eliminasi informasi yang tidak perlu
Ø Gunakan kata yang tepat (tidak ambigu)
dalam instruksi atau pesan
Ø Gunakan icons yang mudah
dikenali/dipahami
Ø Gunakan layout layar yang seimbang –
kelompokkan infromasi secara logis
·
Individual
differences
Ø Akomodasi level pengalaman pengguna
secara individual
Ø Akomodasi tingkat preferensi pengguna
melalui beberapa tingkatan kustomisasi layar, icons, dll
Ø Ijinkan bentuk alternatif dari suatu
perintah(shortcut)
Referensi:
Hardiani, Tikaridha.2022. Lingkungan Fisik
dan Ergonomik. Modul Teori Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Desitana, Nisa. (2021, Mei 07). Ergonomi,
Mengenal Pengertian dan Prinsip Ergonomi Kerja. Diakses dari: Ergonomi, Mengenal Pengertian dan Prinsip Ergonomi
Kerja (majoo.id)
Comments
Post a Comment